Rabu, 21 Juli 2010

Alpukat Jangan Dicampur Keju dan Mayones

Bahan makanan mana yang masuk ke dalam daftar sehat pasti kita sudah hafal di luar kepala. Ikan salmon, kacang-kacangan, yoghurt, sayuran hijau. Bahkan, semuanya sudah tersimpan di dalam kulkas. Namun, menurut Elizabeth Somer, RD, ahli gizi yang menulis buku 10 Habits That Mess Up a Woman's Diet, kunci makan sehat bukan hanya terletak pada jenisnya, melainkan juga di porsi dan cara memasaknya. Jangan sampai makanan yang seharusnya baik untuk tubuh malah berbalik membahayakan kesehatan karena kita menerapkan aturan yang salah.
Untuk alpukat, buah yang paling enak dibuat jus dan campuran es campur ini, misalnya. Tekstur alpukat yang lunak seperti mentega menyatakan bahwa buah ini tinggi kandungan lemaknya. Namun, jangan khawatir. Lemak alpukat tergolong lemak baik (monounsaturated fatty acid/MUFA) yang sarat antioksidan dan dapat menurunkan kadar lemak jenuh di dalam tubuh.
Penelitian Ohio State University membuktikan, alpukat yang disantap bersama salad dan saus salsa akan membantu penyerapan karetonoid. Karetonoid adalah senyawa yang ada di dalam bahan makanan dan berguna untuk menurunkan risiko sakit jantung dan age-related macular disease (AMD/gangguan penglihatan karena usia), penyebab utama kebutaan pada banyak lansia.
Selain itu, alpukat juga mengandung nutrisi-nutrisi lain, seperti serat larut air, vitamin E, asam folat, dan potasium, demikian kata Somer.
Karena alpukat berlemak dan berkalori cukup tinggi, jangan coba-coba mengonsumsinya bersamaan dengan keju dan mayones. Pasalnya, keju dan mayones berlemak jenuh dan juga berkalori tinggi. Jika ketiganya disatukan, itu sama artinya dengan membiarkan berat badan melambung.
Sumber : KOMPAS

Kamis, 15 Juli 2010

Jus Ceri Bantu Atasi Insomnia

SUSAH tidur? Cobalah minum jus ceri. Jus ceri, menurut sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Medicinal Food, merupakan kunci untuk mendapatkan tidur nyenyak.

Studi menemukan, partisipan yang minum segelas jus ceri tanpa pemanis di pagi dan malam hari tidur lebih lama dibandingkan partisipan yang minum jus lain dalam jumlah sama.

Mengatasi insomnia telah menjadi salah satu tantangan kesehatan terbesar dalam masyarakat modern. Sekitar satu dari empat orang dewasa menderita insomnia dan sekitar 20 persen orang tidur kurang dari lima jam sehari.

Bagaimana jus ceri membantu mengatasi insomnia? Jus ceri, terang pemimpin studi Dr Wilfred Pigeon dari University of Rochester, kaya melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur-bangun tubuh.

Dalam studinya, Pigeon menganalisis pola tidur partisipan dalam dua rutinitas. Selama rutinitas pertama, mereka minum jus ceri dan dalam rutinitas kedua, mereka mengonsumsi jus pembamding. Jus ceri terbukti membuat partisipan tidur rata-rata 17 menit lebih lama.

"Mengingat efek samping dari beerapa obat, tentunya sangat menjanjikan memiliki pilihan alami," tutur Pigeon, seperti dikutip situs dailymail.co.uk, Rabu (14/7).

Makanan seperti ceri, terang pakar melatonin Dr Russel Reiter dari the University of Texas, merupakan pilihan lebih baik dibandingkan suplemen untuk meningkatkan persediaan melatonin tubuh.

Kamis, 08 Juli 2010

Khasiat Buah Tropis Tak Kalah dari Buah Impor

Apa saja manfaat buah-buahan, terutama buah yang tumbuh di alam tropis Indonesia? Buah-buahan pada umumnya menjadi sumber vitamin, mineral, lemak tidak jenuh, serat yang dibutuhkan tubuh untuk pencernaan, serta berbagai khasiat lain seperti beta karoten. 

Sebut saja buah khas tropika, seperti pepaya, jeruk keprok, pisang raja, mangga golek, dan alpukat. Deretan buah ini mengandung vitamin A, B, C, juga kalsium dan zat besi. Tak hanya itu, buah-buahan khas tropis yang sangat mudah ditemukan di sekitar Anda ini, kaya dengan ragam khasiat dan nutrisi.

Pepaya
Sumber vitamin A, B, C, kalsium, zat besi, serat dengan khasiat mengobati pencernaan, sebagai peluruh kencing dan antiamuba.

Jeruk
Sumber vitamin A, B, C, kalsium, zat besi, dengan khasiat mencegah sariawan, meningkatkan stamina tubuh, dan menambah nafsu makan.

Pisang
Sumber vitamin A, B, C, kalsium, mineral (fosfor dan kalium), karbohidrat, dengan khasiat mengatasi sembelit, dan buah yang aman dikonsumsi karena rendah kolesterol dan lemak.

Belimbing
Sumber vitamin C, A, mineral (fosfor) dengan khasiat menurunkan tekanan darah tinggi.

Semangka
Sumber vitamin C, A berkhasiat mengatasi keringat berlebihan, serta mengobati radang ginjal dan prostat.

Sejumlah buah lain seperti nenas, berkhasiat sebagai anti radang dan analgesik ringan, serta menyembuhkan keseleo atau terkilir. Sedangkan buah manggis, berkhasiat mengatasi batuk, radang amandel, wasir, dan desentri.

Buah khas lokal seperti sawo, salak, dan jambu biji menjadi sumber mineral yang mengandung zat besi. Sumber mineral dengan kandungan fosfor bisa juga dipenuhi dari melon, sirsak, dan alpukat.

Alpukat, selain kandungan vitamin C, A, dan mineral, juga menjadi sumber lemak tidak jenuh (kandungan lemak sebanyak 50-70 persen). Lemak tidak jenuh atau lemak esensial dibutuhkan tubuh untuk perkembangan sel membran. Bahkan tumbuh kembang anak lebih optimal dengan asupan lemak esensial yang cukup, termasuk dari alpukat.

Sayangnya, sebagai negeri tropis penghasil ragam buah, konsumsi buah-buahan di Indonesia masih rendah. Direktur Direktorat Budidaya Buah, Ir Winny Dian Wibawa, MSc, menyebutkan konsumsi buah di Indonesia hanya 32,67 kilogram per kapita (per orang) dalam kurun waktu setahun. Padahal standar FAO FBB konsumsi buah suatu negara idealnya 65 kilogram per kapita per tahun.

"Daya beli masyarakat yang masih rendah menjadi faktor penyebab minimnya konsumsi buah di Indonesia," jelas Winny, dalam peringatan Hari Buah Sedunia 1 Juli lalu.
 
Praktisnya, idealnya satu orang perlu mengkonsumsi 10 porsi buah (lihat 10 buah yang aman dikonsumsi) yang berbeda jenis dan warna, setiap harinya. Jika belum terbiasa, usahakan minimal lima porsi buah (lihat takaran porsi buah) setiap hari. 

Jika kebiasaan makan buah sudah dijalani, rasanya segala penyakit bisa dihindari. Meski ada buah tertentu yang justru membawa dampak tidak sehat bagi tubuh, seperti durian matang dengan kandungan alkohol yang terlalu tinggi.

Sumber : KOMPAS

Selasa, 06 Juli 2010

Disiplin Makan Buah agar Tak Lekas Tua

Cobalah menakar kembali konsumsi buah Anda setiap hari. Sudahkah bervariasi, dari jenis, warna, dan porsinya? Bicara porsi idealnya harus 10 porsi buah setiap hari. Jika belum, saatnya melatih diri, membiasakan makan buah mendekati atau persis dengan porsi ideal. Itu jika ingin kulit selalu muda dan segar, serta menunda penuaan datang terlalu dini.

Dokter spesialis gizi klinis, dr Samuel Oetoro, SpGK, menjelaskan bahwa buah-buahan tak hanya merupakan sumber vitamin, namun juga mengandung antioksidan yang tinggi. Kandungan antioksidan didapat dari zat warna buah. Jadi pastikan Anda mengonsumsi buah sesuai porsi ideal, dengan varian jenis dan warna buah agar manfaat antiaging dari antioksidannya semakin optimal.

"Satu zat warna dari buah mengandung antioksidan yang bisa menangkal radikal bebas. Manfaat ini bisa mengatasi berbagai penyakit, termasuk juga membuat kulit lebih segar, cerah, dan tidak keriput. Apalagi jika aktivitas sehari-hari lebih banyak bersentuhan dengan sinar matahari," kata dr Samuel di sela-sela peringatan Hari Buah Sedunia "Buavita Fruit Hour" di Grand Indonesia, Jakarta, Kamis (1/7/2010).

Dengan rutin makan buah, baik buah utuh, dihancurkan (diblender), atau dibuat jus buah setiap hari, 10 porsi, 10 jenis, dan 10 warna buah berbeda setiap hari, asupan antioksidan bisa terpenuhi. Usahakan minimal lima porsi sehari, tambah dr Samuel.
"Semakin banyak makan buah, semakin besar efek antioksidannya. Latih makan buah dari tiga porsi, meningkat ke lima, tujuh, sepuluh porsi setiap hari. Upayakan makan buah yang bervariasi karena jenis buah berlimpah dan murah," tegas dr Samuel. Pisang, semangka, dan pepaya, menurutnya, mudah dan murah didapatkan untuk memenuhi kebutuhan asupan buah setiap hari.
Sumber : KOMPAS