Kamis, 28 Januari 2010

Teh juga Banyak Manfaatnya Buat Anak


Efek samping teh memang ada. Namun, manfaatnya tak kalah besar. Cukup berikan satu gelas sehari dan perhatikan kapan waktu tepat mengonsumsinya.

Teh merupakan minuman favorit di banyak tempat. Apalagi saat ini teh disajikan dengan lebih bervariasi, baik rasa, warna, aroma, maupun kemasannya. Ada teh rasa buah, madu, rempah, bahkan bunga. Itulah mengapa, teh tak hanya digandrungi orangtua tapi juga anak-anak. Minuman beraroma harum itu kini tidak hanya menemani orangtua, saat berbincang di rumah, tapi diseruput anak-anak di saat istirahat sekolah.

"Kemasan yang menarik membuat anak gandrung pada minuman teh, selain rasanya yang manis dan aromanya yang harum," demikian diungkapkan Prof. DR. Ali Khomsan, ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor. 

Menurutnya, ada manfaat yang tersimpan dalam minuman teh. Senyawa populer yang ada dalam teh adalah theaflavin yang merupakan zat antioksidan dalam jumlah cukup besar. Zat antioksidan sendiri merupakan substansi yang dapat menetralisasi atau menghancurkan radikal bebas. Selain hasil dari reaksi biokimia di dalam tubuh, radikal bebas banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti asap kendaraan bermotor, asap rokok, penguapan alkohol yang berlebihan, bahan pengawet, pupuk, sinar ultra violet, dan lain-lain.

Radikal bebas akan merusak sel tubuh. Utamanya jika tubuh kekurangan zat antoksidan atau saat tubuh kelebihan radikal bebas. Hal ini dapat menyebabkan berkembangnya sel kanker, penyakit hati, arthritis, katarak, dan lain-lain. "Anak yang sering menjadi korban rokok pasif atau polusi udara dapat terbantu oleh antioksidan dalam teh ini," kata Ali. 

Ini sesuai dengan riset yang dilakukan di negeri tirai bambu, Jepang. Meski angka perokok terbanyak di dunia juga ada di sana, tapi angka kejadian kanker paru-parunya cukup kecil. Ini karena konsumsi teh yang rutin sehari-hari. Tentu saja zat antioksidan tidak hanya terdapat dalam teh, tapi juga pada sayuran dan buah-buahan. "Karenanya, menjadikan teh sebagai satu-satunya asupan antioksidan juga jelas keliru," tandas Ali.

Terapi Osa
Bahkan, penelitian terbaru para ilmuwan seperti dimuat dalam American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine menyebutkan, senyawa-senyawa yang ditemukan dalam teh hijau akan melindungi otak dari efek gangguan tidur. Sebuah zat yang ada di dalam teh hijau diduga dapat menangkal kerusakan saraf akibat gangguan napas kala terjadi OSA (Osbtructive Sleep Apnea). OSA merupakan gangguan tidur sementara yang terjadi di bagian lunak tenggorokan. Gangguan ini menyebabkan terjadinya henti napas saat tidur selama beberapa kali. Gejalanya sangat khas yaitu suara ngorok. OSA bisa terjadi pada anak maupun orang dewasa. Bila tidak ditangani dengan baik, OSA dapat menyebabkan kurangnya pasokan oksigen ke otak, sehingga dapat memunculkan gangguan memori. Meski begitu, manfaat teh hijau untuk terapi OSA harus dibuktikan lebih lanjut. Ini karena penemuan tadi baru diujicobakan pada tikus, belum pada manusia.

Satu Gelas Sehari
Bagaimana dengan kandungan gula dalam teh kemasan? "Tidak usah dikhawatirkan dapat menyebabkan obesitas," kata Ali. "Satu porsi minuman teh dalam kemasan, misalnya, rata-rata mengandung 150 kalori, padahal kebutuhan anak sekitar 1.500 kalori. Jadi, dampaknya tidak signifikan, kecuali jika anak berlebihan dalam mengonsumsinya." 

Asalkan disajikan dengan moderat, tidak ada dampak negatif teh yang perlu dikhawatirkan. Moderat bagi anak artinya minum teh cukup satu atau dua gelas sehari. Ini juga berlaku buat minuman teh dalam kemasan kertas, botol, plastik, dan lain-lain. Satu atau dua botol saja sudah cukup. Jangan sampai berlebih karena dalam teh ada senyawa yang bernama tanin. Tanin ini dapat mengikat beberapa logam seperti zat besi, kalsium, dan aluminium, lalu membentuk ikatan kompleks secara kimiawi. Karena dalam posisi terikat terus, maka senyawa besi dan kalsium yang terdapat pada makanan sulit diserap tubuh.

Bagaimana cara menyajikan teh untuk anak? "Sebaiknya jangan terlalu kental atau pekat. Asalkan aroma dan rasanya sudah sedap, maka itu sudah lebih jauh dari cukup. Mirip teh yang disajikan orang Sunda, bukan ala orang Jawa yang kerap menyajikan teh panas, legit, dan kental," jawab Ali. Jika menggunakan teh celup, maka celupkan beberapa kali saja, jangan sampai didiamkan di gelas sampai berwarna pekat. Semakin pekat teh maka semakin banyak kandungan tanin di dalamnya. Karena itu, anak tak dianjurkan minum teh berlebihan.

Yang penting lagi, hindari mengonsumsi teh setelah makan. Jika ini diabaikan, maka dikhawatirkan anak akan mengalami anemia, kekurangan zat besi. "Sementara kekurangan zat besi menjadi masalah kesehatan utama pada anak. Banyak anak yang mengalami defisiensi zat besi, sehingga membuatnya lelah, lemah, letih, dan mengurangi konsentrasinya dalam belajar. Prestasinya pun dapat anjlok," kata Ali. "Obat untuk sakit lambung juga sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan teh, karena dapat mengurangi khasiatnya."

Jadi, perhatikan waktu minum teh. Sebaiknya juga tidak di malam hari atau sebelum tidur. Ini karena teh juga mengandung kafein. Senyawa tersebut mempunyai daya kerja sebagai stimulan sistem saraf pusat yang menghasilkan peningkatan aktivitas mental. Anak kemungkinan jadi sulit tidur. "Sebelum tidur, yang baik justru seharusnya minum susu, bukan minum teh." 

Sumber : KOMPAS

Senin, 25 Januari 2010

Makan "Fast Food" tapi Tetap Sehat, Bisa?



Meskipun makanan cepat saji tidak baik untuk diet sehat dan jantung Anda, Anda tentu tak bisa menghindar jika, misalnya, si kecil menyeret Anda ke restoran cepat saji setiap kali ke mal. Kalau sudah begini, apa yang harus dilakukan agar Anda bisa tetap menemani anak makan, tapi berat badan Anda tidak melonjak naik?
Langkah 1. Pilih salad hijau dengan udang atau ayam panggang. Meskipun salad segar baik untuk jantung dan sesuai untuk pilihan diet sehat, jangan sampai memilih bumbu atau saus yang salah. Pilih italian dressing yang merupakan campuran air, minyak zaitun, cuka, lada hitam, dan potongan bawang, bukannya saus krim yang berkalori tinggi. Atau, cukup dengan minyak zaitun, cuka (atau perasan jeruk lemon). Setelah itu, jangan tambahkan lagi dengan potongan daging, keju, atau keripik.
Langkah 2. Pilih daging yang dipanggang, seperti ayam panggang. Meskipun daging ayam boleh dibilang pilihan yang lebih sehat daripada daging sapi, jangan memilih ayam goreng yang digoreng dengan minyak terhidrogenasi (dipakai berulang). Ayam goreng seperti ini akan menambah kerja jantung Anda akibat tumpukan lemak. Jangan tambahkan keju, saus, atau mayones khusus untuk chicken sandwich. Sebaliknya, tambahkan tomat, bawang, selada, danmustard ke roti lapis Anda. Jika ayam goreng adalah satu-satunya pilihan yang tersedia, pilih porsi yang terkecil dan tambahkan dengan salad hijau.
Langkah 3. Pilih ukuran terkecil dari roti lapis isi daging lemak ketika Anda memesan hamburger. Menurut Cleveland Clinic, daging juga akan menambah banyak lemak jahat yang buruk bagi kerja jantung. Sekali lagi, hindari mayones, keju, atau saus khusus untuk burger Anda. Pilih sayuran segar, saus tomat, dan mustard.
Langkah 4. Pilih sandwich ikan sebagai pilihan terakhir. Kebanyakan makanan cepat saji, seperti ikan goreng, hanya menawarkan pilihan yang tinggi lemak jenuh. Dr Melissa Stevens, seorang ahli diet, menyatakan bahwa Anda harus makan separuh saja dari makanan cepat saji sandwich ikan goreng. Pilih roti isi yang dilengkapi kentang panggang atau salad tanpa keju atau saus tartar.
Langkah 5. Mintalah agar dikurangi garam pada daging olahan ketika Anda mengunjungi restoran yang menyediakan makanan cepat saji yang menjual sandwich. Meskipun tidak digoreng, daging sandwich memiliki kandungan garam tinggi yang akan merusak jantung sehat Anda. Mintalah daging setengah porsi dari ukuran sandwich biasa untuk mengurangi kelebihan kalori. Tambahkan sayuran segar, bumbu bebas garam, dan cuka.
Langkah 6. Pilih makanan yang baik untuk jantung sehat, seperti kentang panggang, sayuran kukus, dan salad. Hindari gorengan atau hidangan pembuka, seperti keju batangan atau keju mozarella.
Langkah 7. Pilih air, teh, diet soda, susu rendah lemak, atau 100 persen jus, untuk menemani santapan Anda. Hindari minuman berkalori tinggi, seperti soda, minuman buah, cokelat panas, dan cappuccino.
Sumber : KOMPAS

Sabtu, 23 Januari 2010

Keajaiban Sebuah Apel


Apel sejak dulu terkenal sebagai buah yang kaya gizi. Bahkan ada pepatah yang mengatakan "An apple a day, keep the doctor away!". Pepatah itu memang tidak berlebihan. Studi terbaru menemukan komponen dalam buah apel yakni pektin yang mampu meningkatkan jumlah bakteri baik di usus.

Ahli mikrobiologi dari University of Denmark's National Food Institute menguji efek konsumsi apel dengan memberi makan tikus percobaan dengan buah apel, baik dimakan langsung atau dalam bentuk jus. 

Para ahli kemudian meneliti bakteri dalam usus tikus-tikus itu. Ternyata jumlah bakteri baik dalam usus mereka meningkat. Bakteri baik tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan saluran cerna tapi juga mengurangi risiko beberapa penyakit. Demikian menurut studi yang dimuat dalam jurnal BMC Microbiology.

Zat bernama pektin ini juga dipercaya bisa menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh kita. Selain itu, sebuah apel mengandung sekitar 8 mg vitamin C.

Selain dalam usus, khasiat apel juga bisa kita temui dalam gigi. Saat kita makan apel, rasa dari apel itu akan merangsang kelenjar ludah kita untuk memproduksi ludah lebih banyak yang bisa 'mencuci' gigi dari bakteri. 

Di musim hujan yang rawan penyakit flu seperti sekarang, apel juga bisa kita andalkan. Di dalam apel terkandung zat yang dinamakan quercetin, sebuah zat yang dapat menghancurkan virus influenza ketika tubuh sedang tidak fit. Selain apel, zat pelawan virus flu ini juga terdapat dalam bawang merah, brokoli, dan teh.

Sumber : KOMPAS

Selasa, 19 Januari 2010

Organic Food Farm

Teh Hijau Lindungi Paru-paru



Minum teh hijau mungkin bisa memberikan perlindungan atas kanker paru-paru, seperti disampaikan para ilmuwan yang meneliti penyakit itu di sebuah universitas di Taiwan. Penelitian terbaru yang melibatkan 500 responden ini mendukung bukti-bukti sebelumnya yang menyebutkan bahwa minuman memiliki kekuatan anti kanker.
Dalam penelitian terbaru ini, perokok dan yang tidak merokok yang minum sedikitnya satu gelas teh hijau sehari berhasil memperkecil resiko kanker paru-paru secara signifikan. Dr I-Hsin Lin dari Shan Medical University menemukan diantara perokok dan non-perokok maka mereka yang tidak minum teh hijau menghadapi kemungkinan menderita kanker paru lima kali lebih tinggi daripada mereka yang minum teh hijau sehari sekali.
Sementara itu di kalangan para perokok, maka yang tidak minum teh hijau berpeluang terserang kanker paru-paru sampai 12 kali lebih tinggi daripada yang minum teh hijau.

Masih berbeda
Dan perlindungan itu lebih lebih besar lagi bagi orang-orang yang memiliki gen tertentu. Namun para ahli kanker menegaskan temuan mereka tidak mengubah kenyataan bahwa merokok berpengaruh buruk atas kesehatan.



Teh hijau terbuat dari daun kering tanaman Camellia yang tumbuh di Asia dan banyak diminum oleh warga Asia. Tingkat penderita kanker memang lebih jauh di Asia dibanding wilayah lain dunia yang mengarah pada kaitan antara teh hijau dan kanker.
Laboratorium memperlihatkan bahwa sari teh hijau, yang disebut polyphenols, bisa menghentikan tumbuhnya sel-sel kanker. Namun hasil penelitian sejauh ini masih berbeda: ada yang mengatakan pengaruh perlindungan terlihat namun ada juga yang berpendapat tidak berhasil menemukan bukti-bukti perlindungan.
Pada Juli 2009, kelompok riset Cochrane yang berkantor di Oxford, menerbitkan 51 penelitian tentang teh hijau dan kanker yang mencakup 1,5 juta responden. Kesimpulannya adalah teh hijau aman diminum jika tidak berlebihan namun masih ada perbedaan pendapat tentang aspek perlindungan kanker tertentu.
Sumber : REPUBLIKA

Benarkah Taoge Bikin Subur?



Banyak orang bilang, makan cumi bisa membuat pria subur. Ada juga yang meyakini, taoge akan meningkatkan jumlah dan kualitas sperma. "Banyak mitos yang merugikan pasien. Semua makanan tidak ada yang sangat baik atau sangat buruk. Semuanya baik, tapi harus seimbang," kata dr Nugroho Setiawan, MS, SpAnd.      
Alasannya, setiap makanan punya kelebihan dan kekurangan, jadi harus seimbang. "Kalau makan cuminya berlebihan, misalnya, kan, tidak bagus juga." Lalu, bagaimana dengan taoge? Menurut Nugroho, jika cuma makan taoge saja, ya jelas tidak sehat.
"Ada saatnya kita harus bersikap rasional. Secara teori, taoge memang mengandung vitamin E. Namun, satu tampah taoge jika diekstraksi hanya akan menjadi sebutir pil vitamin E. Jadi, harus kembali ke penyebabnya. Kalau penyebab kurang suburnya karena kekurangan vitamin E, makan taoge mungkin bisa membantu. Namun, kalau penyebabnya varikokel, taoge setampah setiap hari pun enggak ada gunanya," kata Nugroho.
Sumber : KOMPAS

Daging Merah Tingkatkan Risiko Kematian



Konsumsi daging merah terlalu banyak meningkatkan risiko kematian karena berbagai sebab, termasuk kanker. Sebaliknya, konsumsi daging putih lebih banyak justru mengurangi risiko kematian.
Riset bersama sejak 1995 oleh National Institutes of Health (NIH) dan kelompok peneliti lainnya memantau 500.000 lebih lelaki dan perempuan usia 50-71 tahun yang mengisi daftar pertanyaan terkait seberapa sering mereka mengonsumsi daging merah dan daging olahan sebanyak daging putih seperti ayam.
Dalam periode penelitian itu, 47.976 pria dan 23.276 wanita meninggal. Seperlima dari pria dan wanita yang terbanyak makan daging merah—62,5 gram per 1.000 kalori per hari—memiliki tingkat kematian lebih tinggi daripada satu per lima dari mereka yang mengonsumsi paling sedikit —9,8 gram per 1.000 kalori per hari. Hal serupa terlihat pada mereka yang mengonsumsi daging olahan.
Mereka yang terbanyak makan daging putih memiliki tingkat risiko kematian lebih rendah daripada yang paling sedikit makan daging putih. ”Dari total jumlah kematian, 11 persen kematian pada pria dan 16 persen pada perempuan bisa dicegah jika mengurangi konsumsi daging merah hingga level kelompok paling sedikit mengonsumsi jenis daging itu,” kata Rashmi Sinha dari Lembaga Kanker Nasional NIH.
Dia menjelaskan, kematian karena penyakit kardiovaskular pada pria turun 11 persen dan pada perempuan turun 21 persen jika konsumsi daging merah dikurangi hingga level konsumsi sama dengan seperlima dari konsumsi paling sedikit daging merah.
Bahan kimia penyebab kanker diketahui terbentuk selama proses memasak daging pada suhu tinggi dan daging merupakan sumber utama lemak yang sulit diserap tubuh yang terkait dengan kanker. Tingkat konsumsi daging lebih rendah juga terkait dengan berkurangnya faktor risiko penyakit jantung, kolesterol, dan tekanan darah lebih rendah.
Studi terbaru di Amerika Serikat menemukan, satu dari 10 orang berusaha mengurangi konsumsi daging olahan seperti daging babi asap yang dilaporkan terkait kanker. Ahli nutrisi dari Universitas Monash, Australia, Dr Mark Wahlqvist, menjelaskan, konsumsi daging merah 30 gram per hari memenuhi kebutuhan nutrisi penting.
Ed Young dari lembaga nirlaba Riset Kanker AS menyatakan, dua studi besar mengaitkan makan banyak daging merah atau daging olahan dengan beberapa jenis kanker.
Sumber : KOMPAS

Daging Merah dan Risiko Kanker


Daging merah dan kanker diibaratkan bagai sahabat karib. Berbagai literatur menyatakan bahaya makan terlalu banyak daging merah. Salah satunya adalah menimbulkan kanker. Tapi bagaimana daging merah bisa sampai menyebabkan kanker?

Anjuran kesehatan yang mengatakan daging menyebabkan kanker berasal dari kesimpulan beberapa penelitian terhadap populasi orang Eropa di tahun 1990-an. Studi menunjukkan, orang yang sering makan daging lebih banyak yang terkena kanker dibanding dengan orang yang vegetarian.

Sejak saat itu, berbagai penelitian terus dilanjutkan untuk mengetahui lebih jauh dampak daging bagi kesehatan. Ada beberapa hipotesis mengenai hal ini, di antaranya daging mengurangi serat, antioksidan dan nutrisi penting lain yang terbukti efektif menangkal sel kanker. 

Selain itu daging merah mengandung banyak lemak dan hormon yang sering ditambahkan pada produk ternak, hal ini akan meningkatkan hormon penyebab kanker, seperti kanker payudara atau kanker prostat. Daging juga tinggi protein, padahal protein akan memecah amonia yang bersifat karsinogenik pada manusia.

Daging yang dimasak dalam suhu tinggi juga bisa menimbulkan senyawa kimia penyebab kanker (karsinogenik) seperti hetercycil amines (HCA) dan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH). Studi pada tikus percobaan menunjukkan senyawa ini bersifat karsinogenik. 

Jenis daging
Berbagai literatur menyebutkan daging merah meningkatkan risiko kanker. Daging yang perlu diwaspadai antara lain daging sapi, domba, kambing, babi, serta daging yang sudah diproses. 

Selain jenis daging, perlu diperhatikan pula proses memasaknya. Daging yang diolah dalam temperatur sangat tinggi, baik digoreng atau dipanggang akan memproduksi HCA dalam jumlah besar. Pemasakan dalam waktu lama, seperti memasak steak, juga bisa menimbulkan senyawa karsinogenik. 

Untuk mengurangi risiko kanker, para ahli menyarankan untuk mengganti konsumsi daging merah dengan daging putih. Alternatif lain adalah memilih daging organik atau daging yang berasal dari hewan yang dikembangbiakan tanpa pemberian zat antibiotik atau hormon.

Sumber : KOMPAS

Selasa, 12 Januari 2010

Fruit Salad



Bahan:
Apel - potong kotak-kotak kecil
Anggur - potong kecil-kecil
Buah kaleng - ambil buahnya saja, tidak airnya
Nata de coco - ambil sari kelapanya saja, tidak airnya
Yoghurt
Susu kental manis
Keju parut
Cara membuat:
Campur apel, anggur, buah kaleng dan nata de coco dalam satu wadah.
Masukkan yoghurt.
Masukkan susu kental manis.
Aduh hingga rata. Cicipi.
Bila suka agak asam, tambahkan yoghurt.
Cara menyajikan:
Di wadah saji, tuangkan salad buah yang sudah jadi sebagian, di atasnya taburkan keju parut.
Kemudian tambahkan lagi sebagian salad buah. Taburi lagi keju parut.
Begitu seterusnya hingga salad buah habis.
Di lapis paling atas, taburi keju parut yang banyak.
Sumber : Resep Masakanku

Brokoli, Si Penghalau Kanker



Jangan remehkan para petani. Karena dari merekalah kita mendapatkan obat murah. Penelitian terbaru yang dipublikasikan di American Association for Cancer Research’s Sixth Annual International Conference on Frontiers di Cancer Prevention, Philadelphia Amerika Serikat menyebutkan, bahwa buah beri hitam dan brokoli serta beberapa sayuran segar dapat mengurangi risiko kanker esophagus dan saluran empedu.
Sayur dan buah telah lama diketahui mampu mengurangi risiko munculnya kanker tertentu. Berdasar riset sebelumnya, American Cancer Society merekomendasikan agar kita mengonsumsi lima jenis buah dan sayur setiap hari.
Dalam penelitian awal, para peneliti dari Ohio State University menemukan bahwa beri hitam melindungi kita dari kanker esophagus dengan cara mengurangi proses stress oksidatif yang dihasilkan oleh Barret esophagus, sebuah kondisi pra kanker yang biasa disebut penyakit gastroesopagus refluks. Esophagus merupakan terowongan panjang yang menghubungkan kerongkongan dengan perut. Penyakit refluks menyebabkan asam perut secara terus menerus melonjak ke atas ke arah kerongkongan.
“Khusus pada pasien penderita Barret, refluks pada perut dan asam empedu menyumbang terjadinya kerusakan oksidatif. Jadi, hipotesis kami adalah bahwa makanan yang mengandung bahan-bahan pelindung seperti antioksidan, vitamin, mineral dan fitokimia lain mungkin akan merestorasi keseimbangan oksidatif,” ungkap Laura Kresty, peneliti utama.
Orang dengan penyakit Esophagus Barret biasanya 30 sampai 40 kali biasanya bakal berisiko menderita kanker esophagus dengan angka harapan hidup sampai lima tahun hanya 15 persen.
Tim peneliti ini memberi 32 sampai 45 gram beri hitam setiap hari selama enam bulan kepada 20 pasien penderita esophagus Barret. Mereka menganalisa perubahan dalam darah, urin, dan jaringan sebelum, selama, dan setelah perawatan dan menemukan kadar kadar yang lebih rendah penanda kimiawi adanya stress oksidatif baik pada contoh urin maupun contoh jaringan.
Pada penelitian sebelumnya, beri hitam memang mampu menurunkan risiko munculnya kanker mulut, esophagus, dan kolon. Ahli diet, Wendy Demark-Wahnefried, professor ilmu perilaku pada M.D Anderson Cancer Center do Universitas Texas, Huoston, mengatakan bahwa dia merasa lebih cocok menasihati penderita Barret untuk mengonsumsi beri hitam. “Ini tidak akan menyakitkan,” ungkap Wendy.

Sementara itu, penelitian yang dilakukan di Roswell Park Cancer Institute di Buffalo, New York, Amerika Serikat menemukan bahwa brokoli dan beberapa sayuran segar dapat digunakan untuk melawan kanker kandung kemih.
Dengan menggunakan tikus, tim yang diketuai Dr. Yuesheng Zhang, professor ahli kanker ini mendemonstrasikan bahwa ekstrak brokoli dapat mengngari munculnya kanker kandung kemih sampai 70 persen.

“Penelitian kami yang terkini menunjukkan bahwa ekstrak brokoli dapat menghambat berkembangnya kanker kandung kemih. Kami belum tahu, apakah ekstrak yang sama dapat menghambat kanker kandung kemih bila sudah tumbuh,” ujar Zhang yang juga mengungkapkan bahwa kandungan sulforaphane pada brokoli inilah yang mampu mencegah kanker. “Selanjutnya kami berencana meneliti ekstrak brokoli untuk melawan kanker pada manusia,” jelas Zhang.
Tim kedua pada institute yang sama menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi tiga porsi atau lebih sayuran mentah segar setiap bulan mengurangi risiko terkena kanker kandung kemih sebanyak 40 persen. Sayuran segar ini antara lain brokoli, kobis, dan bunga kol.
Tim ini menganalisa kebiasaan diet pada 275 orang yang menderita kanker kandung kemih tahap awal dan 825 orang yang sehat. Para peneliti ini secara khusus menanyai seberapa banyak orang-orang ini mengonsumsi sayuran matang dan mentah yang mereka konsumsi sebelum terdiagnosis penyakit dan apakah mereka merokok.
Analisa ini menunjukkan bahwa makin mentah dan segar sayuran yang dikonsumsi, makin rendah risiko orang-orang ini menderita kanker kandung kemih. Sebagai perbandingan pada perokok dan mereka yang hanya mengonsumsi sayuran mentah kurang tiga porsi setiap hari, mereka yang bukan perokok dan mengonsumsi tiga porsi sayur mentah setiap hari, 73 persen lebih rendah risikonya menderita kanker kandung kemih.
“Dalam penelitian kami, ditemukan konsumsi sayuran segar dan mentah menurunkan risiko kanker kandung kemih pada perokok ringan dan berat,” ujar Li tang, ketua peneliti. Para peneliti ini menegaskan bahwa manfaat ini datang dari sayuran mentah dan segar.
“Ini juga menegaskan bahwa ada banyak ragam komponen dalam sayur dan buah yang bermanfaat menurunkan risiko kanker. Riset seperti ini membantu membantu kita memahami pengaruh nutrisi spesifik untuk tipe kanker tertentu,” jelas Colleen Doyle, Direktur Gisi dan Aktivitas Fisik pada American Cancer Society.
“Masaklah sayur secepat mungkin atau kalau mungkin konsumsilah sayuran segar setiap hari sekurangnya lima porsi, lima jenis warna. Makanan-makanan ini banyak mengandung antioksidan dan fitokimia. Kanker pasti enggan mampir di tubuh Anda,” jelas Doyle.
Sumber : KOMPAS

Brokoli Cegah Kerusakan Paru-paru


JULUKAN brokoli sebagai makanan multi manfaat sepertinya tidak terbantahkan lagi. Sebuah hasil riset terbaru mengungkapkan sayuran brassica ini mengandung nutrien yang berkhasiat bagi kesehatan pernafasan.

Para ahli dari Johns Hopkins School of Medicine, Amerika Serikat, melalui risetnya menyatakan sejenis zat dalam brokoli mampu menekan kerusakan sel-sel yang memicu terjadinya penyakit paru-paru serius.  Zat bernama sulforapane ini terbukti mampu meningkatkan konsentrasi protein NRF2 dalam sel paru-paru sekaligus memberikan proteksi bagi sel dari ancaman kerusakan yang disebabkan  toksin atau racun

Dalam riset yang dimuat jurnal  American Journal of Respiratory and Critical CareMedicine ini,  peneliti menemukan bahwa konsentrasi NRF2 secara signifikan lebih rendah di kalangan para perokok pengidap penyakit paru-paru obstruktif kronis (COPD).  Gen NRF2 ini berperan penting dalam mengembalikan dan mengaktifkan sejumlah mekanisme penting seperti menghilangkan racun dan polutan yang dapat merusak sel. 

Pada uji coba di laboratorium, tim peneliti yang dipimpin Dr Shyam Biswal  berhasil membuktikan bahwa sulforapane mengembalikan dan meningkatkan kadar NRF2 yang sempat menurun dalam sel yang terpapar asap rokok. Peningkatan kadar NRF2 melalui pemberian sulforapane, diyakini akan membawa pada terciptanya suatu terapi pengobatan serta pencegahan COPD.

COPD adalah gangguan alat pernafasan kronis yang gejalanya termasuk sesak nafas, batuk, bengek, dan mengandung banyak dahak. Hal ini mengganggu fungsi paru-paru dan membatasi saluran pernafasan dan dapat mengakibatkan  komplikasi pernafasan dan jantung.

Jika didiamkan tanpa periksa, penyakit ini akn lebih buruk  dengan bertambahnya usia. Penderita  COPD biasanya kesulitan dalam melakukan  aktivitas sehari-hari dan biasanya meninggal  dalam usia muda.

Sumber : KOMPAS

Brokoli Bisa Cegah Maag


Beragam penelitian tentang brokoli mengungkapkan bahwa kandungan antioksidan dalam brokoli sangat besar sehingga mampu menekan risiko kanker. Namun, penelitian terbaru dan lebih spesifik mampu memberikan gambaran kemampuan brokoli dalam menekan risiko beragam gangguan pencernaan seperti maag, infeksi lambung, dan kemungkinan kanker perut.

Dalam sebuah studi di Jepang, para ahli mendapati fakta bahwa mengonsumsi 70 gram brokoli segar setiap hari selama dua bulan dapat melindungi tubuh manusia dari bakteri perut yang terkait penyakit maag, infeksi lambung, bahkan kanker perut.

Kandungan sulforaphane yang ada dalam brokoli dapat memicu enzim dalam perut sehingga memberikan perlindungan terhadap senyawa radikal yang dapat merusak DNA dan menyebabkan peradangan.

Sulforaphane dalam brokoli juga diketahui mampu meningkatkan produksi enzim fase II di hati. Enzim ini berperan menggandeng bahan-bahan karsinogen yang dihasilkan dari senyawa prokarsinogen dan mengeluarkannya dari sel. Perlu diketahui, kandungan sulforaphane dalam kecambah brokoli segar lebih tinggi daripada brokoli yang sudah direbus terlalu matang.

Tip: Pilihlah brokoli yang berwarna hijau gelap. Selain dimakan langsung sebagai lalapan, brokoli juga bisa dicampur sayuran dan buah lain untuk salad. Atau pilihan lainnya, Anda bisa mengonsumsi brokoli dalam bentuk jus.

Sumber : KOMPAS

Brokoli Cegah Kanker Prostat



Brokoli, yang sering dipakai untuk tumis menumis merupakan keluarga kol yang berhubungan erat dengan kembang kol. Ternyata penelitian dari jurnal kankerOncology, menyatakan bahwa brokoli mengandung fitonutrien yaitu sulforaphane danindoles yang mempunyai efek antikanker.

Penelitian terhadap indole-3-carbinolmembuktikan, komponen ini membantu mengurangi keaktifan metabolit estrogen yang poten dalam meningkatkan risiko pertumbuhan tumor. Terutama pada sel kanker yang sensitif terhadap estrogen dan secara bersamaan menaikkan kadar 2-hidroksiestrone, sebuah bentuk dari estrogen yang bersifat protektif terhadap adanya kanker. 

Menurut riset, Indole-3-carbinol bukan hanya menekan pertumbuhan sel kanker payudara, tetapi juga menekan penyebaran sel kanker ke organ lainnya.

Para ahli juga menemukan, sulforaphanemeningkatkan enzim yang mendetoksifikasi tubuh dengan membersihkan substansi yang bersifat karsinogenik lebih cepat dari tubuh. Para peneliti di John Hopkins meneliti efek sulforaphane pada beberapa macam tumor. Mereka mampu membuktikan bahwa berat tumor semakin berkurang dan makin lambat berkembang, bahkan mengecil.

Tak hanya itu, sulforaphane juga mempunyai kemampuan mengurangi pertumbuhan sel dan kematian sel pada leukemia dan sel melanoma. Bahkan studi penelitian yang dipublikasikan pada jurnal Carcinogenesis dari Rutgers University menyatakan bahwa sulforaphane memberikan perlindungan khusus pada individu yang memiliki gen rentan terhadap kanker kolon.

Studi lain yang dipublikasikan di Cancer, sebuah jurnal dari American Cancer Society menyatakan bahwa indole-3-carbinol (I3C), yang merupakan komponen dari Brassica seperti brokoli dan kol telah dikenali sebagai komponen agen anti kanker yang melawan sel tumor reproduksi tertentu.

Sebuah studi yang menyelidiki efek I3C pada proses siklus sel dan proliferasi pada sel kanker prostat manusia menunjukkan bahwa pertumbuhan sel kanker prostat terhambat. Para peneliti menyatakan bahwa hal ini bisa dicatat sebagai hasil penelitian yang menunjukkan bahwa "I3C mempunyai potensi sebagai efek antiproliferatif" pada sel kanker prostat, yang memenuhi syarat sebagai "agen kemoterapi potensial" terhadap kanker prostat  Jadi? Masih ragu untuk memakan brokoli?
Sumber : KOMPAS

Rabu, 06 Januari 2010

Buah Delima Tangkal Kanker Payudara


Buah delima kini makin populer karena khasiatnya yang menguntungkan bagi kesehatan. Selain baik untuk jantung, buah delima ternyata juga efektif untuk melawan kanker payudara. 

Hasil tes di laboratorium menunjukkan bahwa delima (pomegranate) mengandung senyawa kimia yang mampu mengurangi risiko terbentuknya hormon yang menyebabkan kanker payudara.

Buah yang rasanya segar dan manis ini mengandung fitokimia dan tinggi kandungan polifenol antioksidan. Senyawa tersebut berfungsi menghambat enzim yang berkaitan dengan perkembangan estrogen. Kanker payudara sangat dipengaruhi hormon estrogen. Jika seorang perempuan sudah tidak lagi memproduksi hormon estrogen, maka risiko terkena kanker payudara akan menurun.

"Kami cukup terkejut oleh hasil riset kami. Sebelumnya kami menemukan buah-buahan lain, seperti anggur, mampu bekerja sebagai penghambat enzim. Namun, fitokimia pada buah delima dan anggur ternyata ber beda," kata Shuan Chen, Ketua Peneliti dari Breast Cancer Research Program di City of Hope, California, AS.

Meski demikian, para peneliti belum bisa memastikan jumlah dosis yang efektif untuk mencegah kanker payudara mengingat senyawa kimia yang berasal dari makanan tidak mudah diserap. 

Namun, para ahli mengatakan tak ada salahnya mengonsumsi minuman sari buah delima, apalagi kandungan antioksidan dalam satu gelas delima lebih banyak dibanding dengan satu gelas red wine, teh hijau, atau orange juice. "Selain mencegah perkembangan kanker payudara, sari buah delima juga akan melindungi organ dan jaringan tubuh lainnya," kata Chen.

Sumber : KOMPAS

Senin, 04 Januari 2010

Jus Bit Penurun Tekanan Darah




Ingin terbebas dari penyakit pembuluh darah atau tekanan darah tinggi? Meminum jus buah bit setiap hari mungkin bisa jadi salah satu solusi terbaik. 

Manfaat buah bit bagi kesehatan memang sudah dikenal luas sejak lama.  Kini, ilmuwan Inggris membeberkan bukti tambahan bahwa meminum sedikitnya 500 mililiter jus buah berwarna merah tua ini dapat menurunkan tekanan darah secara  dramatis hanya dalam beberapa jam saja.

Efek yang luar biasa ini rupanya berasal dari kandungan nitrat dalam buah bit yang bereaksi dengan bakteri dalam mulut. Reaksi ini kemudian dapat menyebabkan perubahan secara kimiawi yang berujung pada melebarnya pembulih darah yang secara otomatis memperlancar aliran darah. Selain bit, ada beberapa jenis sayuran lainnya juga dikenal memiliki kandungan nitrat yang tinggi, khususnya yang berdaun hijau seperti bayam dan selada.

"Riset kami menganjurkan bahwa meminum jus buah bit,  atau mengkonsumsi sayuran yang kaya kandungan nitrat,  akan menjadi cara mudah untuk mempertahankan kesehatan sistem pembuluh darah, dan dapat menjadi sebuah pendekatan  bagi seseorang  di kehidupan modern ini dalam melawan tekanan darah tinggi," ungkap pimpinan riset, Professor Amrita Ahluwalia, dari William Harvey Research Institute di  Rumah Sakit Bartholomew London, Selasa (5/2).

Dalam risetnya, Ahluwalia melibatkan sejumlah partisipan yang diminta untuk mengonsumsi setengah liter jus buah bit dan air biasa. Partisipan yang meminum jus tampak mulai mengalami penurunan tekanan darah setelah berselang satu jam kemudian. 

Pada 2,5 jam berikutnya tekanan sistolik peminum jus ini mengalami penurunan sekitar 10 mm Hg lebih rendah ketimbang yang meminum air biasa.

Sumber : KOMPAS

Cincau Hijau Kendalikan Hipertensi


Menurut penelitian, cincau hijau memiliki khasiat mengendalikan penyakit darah tinggi. Zat-zat yang terkandung dalam cincau hijau dapat manfaatkan sebagai bahan pembuat obat-obatan, di samping digunakan sebagai minuman penyegar. 

Tanaman yang bernama latin Cyclea barbatadan termasuk dalam suku sirawan-sirawanan (Menispermaceae) ini daunnya telah diteliti mengandung karbohidrat, polifenol, saponin, flavonoida dan lemak. Kalsium, fosfor, vitamin A dan B juga ditemukan dalam daun cincau hijau.

Penelitian khasiat cincau untuk mengobati penyakit tekanan darah tinggi pernah dilakukan di tahun 1966 oleh Prof. Dr. Sardjito, Dr. Rajiman dan Dr. Bambang Suwitho dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pada penelitian itu pasien diberi daun cincau segar sebanyak 5 gram yang digerus dengan 150 cc air matang kemudian diperas. Air perasan itu diberikan kepada pasien untuk diminum dua kali sehari.

Uji coba itu dilakukan kepada pasien tekanan darah tinggi dengan usia di atas 40 tahun. Hasilnya pasien mengalami penurunan tekanan darah secara signifikan. Seorang pasien usia 70 tahun dan tekanan darahnya mencapai 215mm/120mm mengalami penurunan tekanan darah menjadi 160mm/100mm dalam satu bulan setelah mengkonsumsi cincau. Keluhan pusing, sering lelah dan jalan sempoyongan hilang dan berat badan turun.

Selain itu kandungan serat di dalam cincau juga tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Direktorat Gizi Departemen Kesehatan terhadap cincau mengungkapkan terdapat 6,23 gram per 100 gram kandungan serat kasar dalam gel cincau. 

Ini berarti bila cincau dikonsumsi bersama dengan buah dan sayur mayur sehari-hari bisa memadai untuk memenuhi kebutuhan serat harian sebesar 30 gram sehingga bisa membantu memerangi penyakit degeneratif seperti jantung koroner. Sementara itu kalori yang terkandung di dalamnya adalah 122 kalori dan protein sebesar 6 gram.

Sumber : KOMPAS